Masyarakat
Ekonomi Asean, Sebuah komitmen setengah
hati yang akan membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia tenggara yang
memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah kenegara lain di
seluruh Asia tenggara, tidak hanya barang dan jasa pasar Tenaga Kerja (Delapan
Jenis Pekerjaan) juga akan di beri akses seluas luasnya tanpa syarat sulit yang
melekat selama ini. Pembentukan MEA
Berawal dari Kesepakatan pemimpin ASEAN dalam konfrensi tingkat tinggi (KTT)
pada desember 1997 di kuala lumpur, malaysia. Pada KTT Selanjutnya Indosinesia
Merupakan salah satu inisiator dalam deklarasi ASEAN Concord II di Bali Pada 7
Oktober 2003 dimana Para Pemimpin ASEAN Mendeklarasikan bahwa Pembentukan MEA
pada tahun 2013.
Sebuah Paragraf yang cukup membuat
bulu kuduk kita berdiri bila menbacanya, kita langsung membayangkan betapa
mudahnya para pengusaha singapura, malaysia , thailand yang memiliki Sumber
Daya yang lebih Mumpuni dari kita, Pertanyaan Besarnya adalah Apa yang kita lakukan untuk menghadapinya?
Apakah Kita Mampu Menghadapinya dan Apakah
Kita hanya akan menjadi Penonton di tengah Persaingan Tersebut?
Ditengah Proses Peningkatan
Penghidupan yang berkelanjutan ( Sustainable Livelihood) yang sedang berjalan
Melalui Penguatan Kegiatan usaha dan Kelembagaan Kelompok Swadya Masyarakat
(KSM) harus dihapkan dengan persaingan yang ketat di tengan Pasar Tunggal
Kawasan Asia Tenggara. 681.865 KSM dengan tiga juta anggotanya dan 3.7 triliun
aset merupakan sumber daya yang luar biasa untuk menghadapi MEA. Ada beberapa
hal yang perlu disiapkan agar KSM mampu menjadi ujung tombak agar indonesia
menjadi market leader MEA.
Pertama, Sosialisasi sebesar
besarnya tentang Masyarakat Ekonomi Asean Kepada Masyarakat Melalui Lembaga
Badan Keswadayaan Masyarakt (BKM) yang Memiliki Lembaga Keuangan Mikro yang berhubungan/bermitra
dengan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) sebagai Pelaku Usaha. Sosialisasi dan
informasi yang benar tentang MEA harus diakui masih sangat minim dilakukan oleh
pemerintah, mayoritas BKM, KSM dan masyarakat masih belum mengetahui dan paham
tentang MEA.Minimnya informasi membentuk
sebuah ketakutan yang membelenggu
sehingga menciptakan kondisi apatisme. Sosialisasi yang gencar dan
intents menjadi langkah awal untuk Mengukur kesiapan BKM, KSM dan masyarakat
dalam menghadapi MEA. Dengan sosialisasi yang baik diharapkan pola pikir
masyarakat indonesia berubah yang tadinya khawatir dan takut menghadapi MEA
berubah menjadikan MEA sebagai sebuah kesempatan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan perekonomian.
Kedua, Peningkatan Sumber daya
manusia, Secara Umum kualitas SDM kita masih rendah, kualitas sumber daya
manusia indonesia menurut Forum Ekonomi Dunia Berada di Peringkat 53 dari 122
negara di dunia. memberikan pelatihan keterampilan, manajemen yang tepat sesuai
kebutuhan merupakan salah satu jalan untuk meningkatkan kualitas kewirausahaan.
Ketiga, melakukan Percepatan
Pencapaian Sustainable Livelihood yang termaktum dalam tujuan program PPMK
yaitu terciptanya Peningkatan Penghidupan melalui kelembagaan yang kuat dan
penguatan Usaha KSM, KSM Merupakan Ujung Tombak Untuk Meningkatkan taraf hidup,
KSM Merupakan Pemilik Sumber daya yang menjadi pelaku kegiatan ekonomi sehingga
perlu mendapat perhatian yang lebih. kelembagaan KSM yang kuat dapat tercipta
berawal dari mainseat yang benar, menganggap KSM sebagai wadah untuk menumbuhkan
rasa percaya diri, semangat kemandirian, dan rasa kebersamaan bukan semata mata
sebagai kelompok peminjam, ini penting sebagai dasar membangun kelembagaan KSM
yang kuat.
Keempat, Profesionalitas dan
modrenisasi , Profesionalistas menjadi sebuah keharusan Sebagai Wujud Komitmen
terhadap diri dan lembaga yang mampu bersaing di Pasar Tungal Asia Tenggara.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara Melakukan Kajian dan refleksi Untuk
Mengukur Kemamuan dan keterampilan sehinggap terpetakan pelatihan pelatihan
yang sesuai dengan kebutuhan dan mengikuti perkembangan sehingga diharapkan
Individu individu Dapat melahirkan
lembaga yang Kuat. Modrenisasi bagian
yang tak terpisahkan dari profesionalitas, Perkembangan jaman dan tekhnologi
yang begitu pesat mengharuskan setiap
Individu yang profesional harus bersinggungan dengan tekhnologi, terlebih
teknologi informasi. Semakin makin banyak informasi yang dapat diperoleh
semakin luas refrensi untuk menngambil kebijakan dan strategi strategi yang
tepat
Kelima, Kesatuan Sistem,
Jauh Sebelum MEA di rancang dan
di sepakati, Founding Father Ekonomi Kita Telah Memikirkan sebuh konsep Ekonomi
yang sesuai dengan karakter bangsa ini, sebuah prinsip yang mengedepankan
semangat kebersamaan dan tolong menolong dalam memenuhi kebutuhan atas
aktivitas ekonomi sedangkan keuntungan
aktivitas ekonomi merupakan bonus dari perekonomian, Sudah Saatnya kita kembali
kepada Nilai dan Sprit Ekonomi Kerakyatan yang mengedepankan Semangat
kebersamaan dan gotong royong. Menghadapi Masyarakat Asean memerlukan Sebuah
Ideologi yang Jelas Sebagal landasan
Dalam Mengambil Kebijakan.
Secuil Perbuatan yang nyata dari
langkah langkah diatas kiranya membuat kita mampu menghadapi MEA dan Menjadi
Penonton Di tengah persaingan tersebut, penonton yang duduk manis di kursi yang
empuk karena menjadi Pemimpin Kesejahteraan Masyarakat Asia Tenggara.
Oleh : Edy Haris SRG
Fasilitator Ekonomi Tim 01 tanjungbalai